Pada waktu itu ...
Saat Malam datang dia ada di hadapanku
Dengan begitu kocak nya dia, menghibur ku
Senangnya ada yang bisa membuat aku tersenyum lagi :)
Selang waktu berjalan ...
Dengan tampang serius nya 0_0
Dia orang yang biasa nya selalu bercanda
Ternyat bisa serius dan mengatakan .. "Gw Suka Sama Lo"
Dan apa yang ada di benak ku
Apa mungkin ... Gimana Nanti ... Apa bisa aku sama dia ???
Hanya tanda tanya besar yang ada di pikiran ku saat itu
Bingung ... Kebingungan yang aku rasakan ...
2minggu, 3minggu, bahkan 4minggu berlalu
Waw dia masih menunggu ...
Menunggu jawaban dari apa yang dia bilang ke padaku
Dan mempertanyakan semua itu ke pada ku
Jumat, 13 Januari 2012
Kamis, 05 Januari 2012
Doclang bogor
Namanya mungkin cukup asing bagi Anda yang tidak tinggal di kota Bogor. Doclang memang tidak sepopuler makanan khas Bogor lain seperti taoge goreng atau asinan, misalnya. Tetapi penggemar doclang sendiri tidak sedikit, lo. Mari kita cari ada di mana sajakah makanan khas Bogor yang nikmat ini.
DOCLANG ADALAH makanan khas tradisional Bogor yang masih bertahan sejak zaman baheula hingga scat ini. Karena di Bogor penggemarnya masih sangat banyak. Sebetulnya isinya sederhana saja, terdiri atas irisan lontong ukuran besar yang dibungkus daun patat, kentang, tahu, kerupuk, dan telur rebus. Kemudian disiram bumbu kacang yang dicampur aneka macam rempah dan sedikit pedas. Ditambah kecap secukupnya, dan sambal bagi yang suka pedas. Makanan jajanan ini, pas untuk sarapan pagi dan juga dinikmati di malam hari. Rasanya gurih dan sedikit manis.
Di Kota Bogor, pangkalan pedagang doclang yang cukup dikenal adalah di daerah pusatjajanan pedagang kaki lima Jembatan Merah Jalan Veteran. Di daerah ini, sepanjang emperan toko dari ujung Jalan Mantarena sampai samping kios makanan Pasar De Vries sebelah Plaza Jembatan Merah, pedagang doclang mangkal bersama pedagang makanan lainnya. Paling tidak ada lima orang pedagang doclang dari petang hingga dini hari, mangkal di lokasi tersebut.
Mak lcoh (60) adalah salah satu pedagang doclang di sana. la berjualan di pagi hari mulai pukul 07.00. Pangkalan gerobak dagangan Mak Icoh mangkal di Jalan Mantarena samping Toko Terang. Mak Icoh yang melanjutkan usaha almarhum suaminya, Jumahi (meninggal 12 tahun yang lalu), melayani pelanggannya didampingi anak perempuannya, Irma, dan menantunya. Pelanggan setia Mak Icoh tak bosan untuk menyantap Doclang, ditambah lagi konsumen baru yang ingin tahu nikmatnya Doclang Mak Icoh. Mereka ada yang makan doclang di tempat dan ada pula yang dibungkus untuk disantap di rumah.
Tiap pagi Mak Icoh jualan hingga pukul 10.00-11.00-an. Harga seporsi docolang Rp 6 ribu dengan telur. Tanpa telur menjadi Rp 5 ribu. Menurut Mak Icoh yang bertempat tinggal di daerah Panaragan Kidul Bogor Tengah Kota Bogor ini, pelanggannya bukan saja orang Bogor, tetapi juga orang luar Kota Bogor. Penyanyi asal Bogor seperti Betharia Sonata, adalah salah seorang penggemar doclang Mak lcoh dari saat sekolah di SMA sampai telah berkeluarga.
Saat ini Mak lcoh, mengaku hanya membuat kupat atau lontong sebanyak 10 bungkus. Tiap bungkus kupat yang dibungkus daun patat ini, diiris menjadi sekitar 5 piring.
Seorang pedagang doclang lain yang mangkal di pagi hari di depan toko kaset musik di Jalan Veteran adalah Rachmat. Dia bergantian dengan adiknya, Rosmana yang jualan di malam hari sekitar pukul 21.00 hingga pagi pukul 07.00. Rachmat yang juga pedagang rokok di tempat ini, merangkap jualan doclang yang dibuat oleh kakaknya Aos.
Rachmat berjualan doclang dari pukul 07.00-pukul 21.00. Baik Rachmat m a upun Rosmana, memperoleh upah dari jatah doclang yang disediakan oleh Aos "Setiap dagang saya mendapat upah Rp 30 ribu dari kakak saya demikian pula adik saya" kata Rachmat yang setiap hari diberi jatah 30 lontong itu.
Adapun harga jual Doclang per piring Rp 4 ribu tanpa telur, tambah telur Rp 5 ribu per piring.
Di Kota Bogor, pangkalan pedagang doclang yang cukup dikenal adalah di daerah pusatjajanan pedagang kaki lima Jembatan Merah Jalan Veteran. Di daerah ini, sepanjang emperan toko dari ujung Jalan Mantarena sampai samping kios makanan Pasar De Vries sebelah Plaza Jembatan Merah, pedagang doclang mangkal bersama pedagang makanan lainnya. Paling tidak ada lima orang pedagang doclang dari petang hingga dini hari, mangkal di lokasi tersebut.
Mak lcoh (60) adalah salah satu pedagang doclang di sana. la berjualan di pagi hari mulai pukul 07.00. Pangkalan gerobak dagangan Mak Icoh mangkal di Jalan Mantarena samping Toko Terang. Mak Icoh yang melanjutkan usaha almarhum suaminya, Jumahi (meninggal 12 tahun yang lalu), melayani pelanggannya didampingi anak perempuannya, Irma, dan menantunya. Pelanggan setia Mak Icoh tak bosan untuk menyantap Doclang, ditambah lagi konsumen baru yang ingin tahu nikmatnya Doclang Mak Icoh. Mereka ada yang makan doclang di tempat dan ada pula yang dibungkus untuk disantap di rumah.
Tiap pagi Mak Icoh jualan hingga pukul 10.00-11.00-an. Harga seporsi docolang Rp 6 ribu dengan telur. Tanpa telur menjadi Rp 5 ribu. Menurut Mak Icoh yang bertempat tinggal di daerah Panaragan Kidul Bogor Tengah Kota Bogor ini, pelanggannya bukan saja orang Bogor, tetapi juga orang luar Kota Bogor. Penyanyi asal Bogor seperti Betharia Sonata, adalah salah seorang penggemar doclang Mak lcoh dari saat sekolah di SMA sampai telah berkeluarga.
Saat ini Mak lcoh, mengaku hanya membuat kupat atau lontong sebanyak 10 bungkus. Tiap bungkus kupat yang dibungkus daun patat ini, diiris menjadi sekitar 5 piring.
Seorang pedagang doclang lain yang mangkal di pagi hari di depan toko kaset musik di Jalan Veteran adalah Rachmat. Dia bergantian dengan adiknya, Rosmana yang jualan di malam hari sekitar pukul 21.00 hingga pagi pukul 07.00. Rachmat yang juga pedagang rokok di tempat ini, merangkap jualan doclang yang dibuat oleh kakaknya Aos.
Rachmat berjualan doclang dari pukul 07.00-pukul 21.00. Baik Rachmat m a upun Rosmana, memperoleh upah dari jatah doclang yang disediakan oleh Aos "Setiap dagang saya mendapat upah Rp 30 ribu dari kakak saya demikian pula adik saya" kata Rachmat yang setiap hari diberi jatah 30 lontong itu.
Adapun harga jual Doclang per piring Rp 4 ribu tanpa telur, tambah telur Rp 5 ribu per piring.
Lima Pedagang
Di emperan toko di Jalan Veteran ini , salah seorang dari 5 pedagang doclang yang terlama dan terbanyak jumlah dagangannya adalah Mimir Suminta (52) warga Kampung Leuweung Kolot Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor.
Mimir mengaku melanjutkan usaha jualan bapaknya, Miat, sejak tahun 1970 an. Konon sang ayah sudah berjualan doclang sejak tahun 1950 an di emper toko di Jalan Veteran. "Jadi saya boleh dibilang penjual doclang generasi kedua," kata Mimir.
Dia berangan-angan mengembangkan usaha doclang ke daerah Bogor Barat dari Darmaga sampai Jasinga. Setidaknya hal itu sudah dimulai, tiga anak dari delapan anaknya sudah jualan doclang di Darmaga, Cibungbulang dan Leuwiliang, tinggal meneruskan lagi ke arah Barat menuju Jasinga.
Mantan pedagang sayur di Pasar Kramat Jati Jakarta Timur ini, tiap hari dibantu Hermawanto, anaknya yang kedua sekaligus magang sebelum dilepas. Mulai jualan doclang sekitar pukul 16.00 hingga tengah malam. Setiap hari Mimir mengaku bisa menghabiskan sekitar 20 an lontong yang menjadi 150-an porsi. Kalau malam hari libur seperti Sabtu malam Minggu, jatah lontongnya ditambah 10 bungkus sehingga menjadi 30 bungkus lontong setara dengart 200-an piring doclang. Adapun harga jual doclangnya, Rp 4 ribu perpiring tanpa telur dan Rp 5 ribu per piring tambah telur -Pelanggan Mimir, di antaranya adalah warga Kota Bogor yang pulang kerja naik KRL dari Jakarta. Sekitar pukul 19.00 berdatangan, ada yang makan di tempat ada pula yang dibawa pulang ke rumah.
Jalan Aria Surialaga
Sementara itu, penjual Doclang lainnya yang cukup beken di Kota Bogor adalah Pak Odik (65). Lokasi jualannya di Jalan Aria Surialaga (dulu Jalan Pasir Kuda) tak jauh dari Pondok Pesantren Al-lhya.
Tiap hari dia berjualan didampingi isterinya, Rohana, dan kedua anak lakilakinya masing-masing Ismail dan Royadi. Sejak tahun 1995 Odik menempati lokasi jualannya yang mengontrak lahan warga setempat di Jalan Aria Surialaga. Lokasinya cukup strategis, mudah dijangkau. Sebelumnya Odik dagang berkeliling sekitar 10 tahunan di seputar Desa Gunung Batu.
Semula lapak Odik hanya cukup untuk perabot dagangan dan satu bangku panjang. Dari lahan yang sempit itu, kini tempatnya menjadi lebih luas. Dia kembangkan setahap demi setahap, akhirnya mampu membangun bangunan warung untuk berteduh pelanggannya menikmati doclong. "Kalau penuh, mampu menampung 30-an orang yang duduk di bangku panjang," kata Odik seraya menambahkan warungnya juga dilengkapi dengan toilet tanpa dipungut bayaran, sebagai salah satu pelayanan untuk pelanggannya.
Dari sejumlah pedagang doclang di Bogor, Odik-lah yang membuat lontong ukuran besar. Beras 1 liter menjadi lontong 2 bungkus. Untuk satu bungkus lontong menjadi 12 porsi. "Sebuah Resto di Bogor menjadi pelanggan, setiap butuh lontong dia menelepon untuk dibuatkan lontong 4 bungkus. Untuk setiap lontong ukuran besar itu, saya hargai Rp 15 ribu," kata Odik
Sehari-hari Odik menghabiskan 15 lontong. Namun bila hari libur bisa mencapai 2 kali lipat. Untuk telur hari-hari biasa dibutuhkan sekitar 200-an butir. Hari libur bisa mencapai 500-an butir telur. Demikian pula ratusan tahu digoreng dan sejumlah kentang di rebus."Kalau hari Minggu, ibu-ibu pulang ngaji di Pesantren Al Ihya, pada makan doclang di sini dan juga minta dibungkuskan untuk oleh-oleh keluarganya di rumah," kata Ibu Rohana seraya menyebutkan volume penjualan doclang diukur dari banyaknya lontong yang habis terjual.
Odik enggan menyebutkan berapa besar pendapatannya sehari-hari dari penjualan doclang. Namun yang pasti, Odik menyebutkan biaya operasional saja belum termasuk belanja tiap hari mencapai Rp 300 ribu. Jumlah ini, untuk biaya transpor pergi-pulang dari Leuweung Kolot-ke Pasir Kuda dan uang jajan kedua anaknya masing-masing Rp 15.000.
Dari usaha doclang, Odik mengatakan mampu menghidupi isteri dan 8 anaknya. Sekarang Odik telah dikaruniai 12 cucu. Dan sejak tahun ini, dia mampu mengangsur mobil angkot untuk angkutan dagangannya tiap pagi dan selebihnya narik penumpang, sekitar Rp 2 juta lebih tiap bulan.
"Dua menantu dan satu anak saya telah menjadi pedagang doclang," kata Odik yang telah mantap menjadi pedagang doclang sampai tua.
Odik merasa enggan melayani pemilik restoran untuk usaha bersama dengan keuntungan dibagi dua. "Kalau dagang bermitra, untungnya dibagi dua. Mending dagang sendirian, untungnya untuk kits sendiri meski sedikit," kata Odik
Selain Odik dan Mimir, Mak Icoh juga separuh hidupnya menjadi pedagang doclang. Mak Icoh kini, dikarunia 7 anak, 15 cucu dan 2 buyut. Suaminya dulu menjadi pedagang doclang sejak tahun 1980 an. Sejak dulu hingga sekarang, Mak Icoh hidup dari doclang. Yang bakal menjadi penerusnya kemungkinan besar adalah Irma yang kini sehari-hari mendampinginya.
Dari keterangan Odik dan Mimir, diperoleh keterangan pedagang doclang di Kabupaten/Kota Bogor boleh dibilang kebanyakan asal Leuweung Kolot Cibungbulang. "Tiap hari lebih dari 30 pedagang doclang pulang pergi dari kampung ke kota Bogor jualan doclang. Mereka sebagian besar jual pikulan," kata Odik dan Mimir.
Hanya Mak Icoh ( asal Pasir Mucang Bogor) dan almarhum suaminya ( asal Cibadak Sukabumi) yang bukan orang asal Leuweung Kolot. Dan juga Rachmat dan adiknya yang asal Cianjur.
Odik dan Mimir mengklaim, desa tempat tinggalnya yakni Letiweung Kolot adalah desa doclang karena sejak dulu hingga sekarang bertahan menjadi pusat pedagang doclang. Makanan jajanan tradisional ini, mampu menghidupi sebagian warga desa Leuweung Kolot dan tetap bertahan hingga sekarang serta penggemarnya masih bertahan baik di desa maupun di kota.
Di emperan toko di Jalan Veteran ini , salah seorang dari 5 pedagang doclang yang terlama dan terbanyak jumlah dagangannya adalah Mimir Suminta (52) warga Kampung Leuweung Kolot Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor.
Mimir mengaku melanjutkan usaha jualan bapaknya, Miat, sejak tahun 1970 an. Konon sang ayah sudah berjualan doclang sejak tahun 1950 an di emper toko di Jalan Veteran. "Jadi saya boleh dibilang penjual doclang generasi kedua," kata Mimir.
Dia berangan-angan mengembangkan usaha doclang ke daerah Bogor Barat dari Darmaga sampai Jasinga. Setidaknya hal itu sudah dimulai, tiga anak dari delapan anaknya sudah jualan doclang di Darmaga, Cibungbulang dan Leuwiliang, tinggal meneruskan lagi ke arah Barat menuju Jasinga.
Mantan pedagang sayur di Pasar Kramat Jati Jakarta Timur ini, tiap hari dibantu Hermawanto, anaknya yang kedua sekaligus magang sebelum dilepas. Mulai jualan doclang sekitar pukul 16.00 hingga tengah malam. Setiap hari Mimir mengaku bisa menghabiskan sekitar 20 an lontong yang menjadi 150-an porsi. Kalau malam hari libur seperti Sabtu malam Minggu, jatah lontongnya ditambah 10 bungkus sehingga menjadi 30 bungkus lontong setara dengart 200-an piring doclang. Adapun harga jual doclangnya, Rp 4 ribu perpiring tanpa telur dan Rp 5 ribu per piring tambah telur -Pelanggan Mimir, di antaranya adalah warga Kota Bogor yang pulang kerja naik KRL dari Jakarta. Sekitar pukul 19.00 berdatangan, ada yang makan di tempat ada pula yang dibawa pulang ke rumah.
Jalan Aria Surialaga
Sementara itu, penjual Doclang lainnya yang cukup beken di Kota Bogor adalah Pak Odik (65). Lokasi jualannya di Jalan Aria Surialaga (dulu Jalan Pasir Kuda) tak jauh dari Pondok Pesantren Al-lhya.
Tiap hari dia berjualan didampingi isterinya, Rohana, dan kedua anak lakilakinya masing-masing Ismail dan Royadi. Sejak tahun 1995 Odik menempati lokasi jualannya yang mengontrak lahan warga setempat di Jalan Aria Surialaga. Lokasinya cukup strategis, mudah dijangkau. Sebelumnya Odik dagang berkeliling sekitar 10 tahunan di seputar Desa Gunung Batu.
Semula lapak Odik hanya cukup untuk perabot dagangan dan satu bangku panjang. Dari lahan yang sempit itu, kini tempatnya menjadi lebih luas. Dia kembangkan setahap demi setahap, akhirnya mampu membangun bangunan warung untuk berteduh pelanggannya menikmati doclong. "Kalau penuh, mampu menampung 30-an orang yang duduk di bangku panjang," kata Odik seraya menambahkan warungnya juga dilengkapi dengan toilet tanpa dipungut bayaran, sebagai salah satu pelayanan untuk pelanggannya.
Dari sejumlah pedagang doclang di Bogor, Odik-lah yang membuat lontong ukuran besar. Beras 1 liter menjadi lontong 2 bungkus. Untuk satu bungkus lontong menjadi 12 porsi. "Sebuah Resto di Bogor menjadi pelanggan, setiap butuh lontong dia menelepon untuk dibuatkan lontong 4 bungkus. Untuk setiap lontong ukuran besar itu, saya hargai Rp 15 ribu," kata Odik
Sehari-hari Odik menghabiskan 15 lontong. Namun bila hari libur bisa mencapai 2 kali lipat. Untuk telur hari-hari biasa dibutuhkan sekitar 200-an butir. Hari libur bisa mencapai 500-an butir telur. Demikian pula ratusan tahu digoreng dan sejumlah kentang di rebus."Kalau hari Minggu, ibu-ibu pulang ngaji di Pesantren Al Ihya, pada makan doclang di sini dan juga minta dibungkuskan untuk oleh-oleh keluarganya di rumah," kata Ibu Rohana seraya menyebutkan volume penjualan doclang diukur dari banyaknya lontong yang habis terjual.
Odik enggan menyebutkan berapa besar pendapatannya sehari-hari dari penjualan doclang. Namun yang pasti, Odik menyebutkan biaya operasional saja belum termasuk belanja tiap hari mencapai Rp 300 ribu. Jumlah ini, untuk biaya transpor pergi-pulang dari Leuweung Kolot-ke Pasir Kuda dan uang jajan kedua anaknya masing-masing Rp 15.000.
Dari usaha doclang, Odik mengatakan mampu menghidupi isteri dan 8 anaknya. Sekarang Odik telah dikaruniai 12 cucu. Dan sejak tahun ini, dia mampu mengangsur mobil angkot untuk angkutan dagangannya tiap pagi dan selebihnya narik penumpang, sekitar Rp 2 juta lebih tiap bulan.
"Dua menantu dan satu anak saya telah menjadi pedagang doclang," kata Odik yang telah mantap menjadi pedagang doclang sampai tua.
Odik merasa enggan melayani pemilik restoran untuk usaha bersama dengan keuntungan dibagi dua. "Kalau dagang bermitra, untungnya dibagi dua. Mending dagang sendirian, untungnya untuk kits sendiri meski sedikit," kata Odik
Selain Odik dan Mimir, Mak Icoh juga separuh hidupnya menjadi pedagang doclang. Mak Icoh kini, dikarunia 7 anak, 15 cucu dan 2 buyut. Suaminya dulu menjadi pedagang doclang sejak tahun 1980 an. Sejak dulu hingga sekarang, Mak Icoh hidup dari doclang. Yang bakal menjadi penerusnya kemungkinan besar adalah Irma yang kini sehari-hari mendampinginya.
Dari keterangan Odik dan Mimir, diperoleh keterangan pedagang doclang di Kabupaten/Kota Bogor boleh dibilang kebanyakan asal Leuweung Kolot Cibungbulang. "Tiap hari lebih dari 30 pedagang doclang pulang pergi dari kampung ke kota Bogor jualan doclang. Mereka sebagian besar jual pikulan," kata Odik dan Mimir.
Hanya Mak Icoh ( asal Pasir Mucang Bogor) dan almarhum suaminya ( asal Cibadak Sukabumi) yang bukan orang asal Leuweung Kolot. Dan juga Rachmat dan adiknya yang asal Cianjur.
Odik dan Mimir mengklaim, desa tempat tinggalnya yakni Letiweung Kolot adalah desa doclang karena sejak dulu hingga sekarang bertahan menjadi pusat pedagang doclang. Makanan jajanan tradisional ini, mampu menghidupi sebagian warga desa Leuweung Kolot dan tetap bertahan hingga sekarang serta penggemarnya masih bertahan baik di desa maupun di kota.
Sumber :
Wisata kuliner puncak
Perjalanan pertama adalah ke Rumah Makan Mirasa, rumah makan ini berada di kiri jalan menuju Puncak. Kami memilih duduk lesehan agar bisa menyelonjorkan kaki yang pegal. Menurut pelayannya, Ikan Gurami Bakar adalah makanan paling spesial di sini. Selain itu, Nasi Timbel, Pepes Bandeng, Mendoan, Sambal Oncom Leunca, dan Sambal Oncom Genjer juga tak boleh dilewatkan.
Setelah menunggu 15 menit, pesanan datang. Aroma yang harum dan penampilan makanan sangat menggoda saya untuk segera mencicipi. Tanpa menunggu lama, saya langsung mencuil daging ikan bakar dan mencocolnya ke dalam sambal berwarna merah yang merupakan penyerta ikan bakar ini. Daging ikannya kenyal dan dan tidak amis. Bumbunya pun meresap sampai ke bagian dalam.
Ternyata, ada triknya, yaitu ikannya dibakar di atas bara api dari batok kelapa sambil dioles mentega. Setelah 3/4 matang, ketika ikan mulai mengeluarkan cairan, barulah bumbu dioleskan ke permukaan ikan.
Hasilnya, bumbu mudah meresap ke dalam daging dan jadilah ikan bakar yang harum, gurih, dan agak manis. Selain itu, saya juga tak henti mencomot pepes bandeng dan Sambal Oncom Leunca. Keduanya sama-sama enak dan pas rasanya!
Sasaran selanjutnya Kedai Sunda Cipayung. Bangunan berwarna hijau tua dengan dinding anyaman bambu dan beratap daun kelapa kering ini cukup terbuka, sehingga dari jalan raya saya leluasa melihat orang yang sedang makan di dalamnya. Wah, karena saat itu sudah menjelang makan siang, rumah makan ini terlihat penuh. Saya sempat khawatir tidak mendapat tempat duduk.Tapi untunglah, seorang pria berseragam menghampiri dan dengan mencarikan tempat duduk.
Mata saya langsung tertuju pada sederet makanan di atas meja panjang. Buat saya yang `gila' sambal, melihat tujuh macam sambal: sambal terasi, sambal oncom, sambal mangga muda, sambal kemangi, sambal bajak, sambal tomat, dan sambal gandaria, otomatis membuat lapar mata. Selain sambal, tampak juga pepes dengan tujuh variasi, yaitu pepes tahu, pepes teri, pepes ikan mas, pepes oncom, pepes jamur, pepes ayam, dan pepes peda.
Di meja tetangga, terlihat pesanan berupa ayam bakar dan ikan gurami goreng berbumbu sambal yang menggiurkan. Saya pun bertanya kepada pria yang tadi mencarikan tempat duduk. Katanya, kedua makanan tersebut adalah sajian favorit kedai ini. Pria tersebut ternyata adalah Herryanto, pemilik kedai ini. Mungkin, karena keramahannya itu, kedai ini seolah tak surut pelanggan.
Jika ingin makan makanan yang ringan tapi mengenyangkan, mampir saja ke Saung Pang Lawung milik H. Hihin yang menyajikan Bubur Ayam Cianjur. Sepintas, buburnya sama seperti bubur ayam pada umumnya, ada bubur nasi, daun bawang, daun seledri, hati-ampela ayam, dan kuah berkaldu gurih. Yang membedakannya adalah perkedel goreng dan kerupuk khas Cianjur. Kerupuk berwarna kombinasi merah muda dan putih agak kekuningan ini wajib ditaburkan. Jika tidak, bukan Bubur Ayam Cianjur namanya. Bila suka, kuning telur ayam dapat dicampurkan ke dalam bubur mendidih sehingga terasa lebih gurih.
Saya juga memesan Soto Santan Daging. Seperti namanya, soto ini berkuah santan sehingga rasanya gurih, tapi tidak enek, malah terasa ringan dan segar. Apalagi setelah ditambahkan air jeruk nipis dan acar mentimun. Segar, mirip soto betawi! Pas sekali dimakan di udara pegunungan yang dingin.
Rumah makan Sunda lain yang juga saya singgahi adalah Rumah Makan Dulang. Seorang teman yang tahu saya akan menjelajahi Puncak, wan ti-wanti untuk mampir ke rumah makan ini dan memesan Gurami Terbang, Kangkung Terasi Hotplate, dan Sambal Dadakan. Ternyata, saran teman saya oke juga. Cita rasa makanannya fresh karena memang menggunakan sayuran segar. Sensasi bersantap lain saya rasakan saat mampir di Rumah Makan Mirasari. Rumah makan yang juga membuka cabang di Jakarta ini terkenal akan sajian Nasi Goreng Kencur-nya. Nasi gorengnya tidak berwarna cokelat seperti nasi goreng umumnya, melainkan putih. Penyajiannya disertai beberapa iris kencur yang digigit akan terasa sedikit pedas seperti permen mentol. Selain mengenyangkan (tentu saja), tubuh pun jadi terasa hangat.
Mendekati warung satai, tujuan kami selanjutnya, saya sengaja membuka jendela dan mematikan AC mobil untuk merasakan sejuknya udara pegunungan. Dari jauh sudah terlihat asap mengepul disertai samar-samar harem aroma satai yang sedang dibakar. Di papan yang terdapat di muka rumah makan tertulis Warung Sate H. Kadir. Nah, ini adalah salah saw warung satai yang saya incar, sebab saya penasaran pada Satai Buntut Kambing-nya yang jarang ada di warung satai lain.
Satai ini dibuat dari buntut kambing yang dipotong-potong, kemudian ditusuk pada tusuk satai, lantas dibakar. Rasanya manis dan gurih, walau belum dibalut bumbu kacang atau bumbu kecap. Saking enaknya, setelah dagingnya habis saya lahap, sisa tulang buntutnya pun saya sesap. Pantaslah kalau setiap harinya, warung satai yang berdiri sejak tahun 1997 ini ramai dikunjungi pelanggan. Warung Sate PSK (Penggemar Satai Kiloan) yang kondang di kawasan Cibubur, ternyata juga saya temukan di sini. Agar tak terlalu kenyang, saya hanya memesan 1/2 kg daging kambing yang bisa menjadi 12 tusuk satai. Dagingnya terasa empuk, karena menggunakan daging kambing muda. Selain itu, saya juga memesan seporsi Sup Iga yang berkuah bening. Kuahnya ringan dan tidak terlalu berlemak. Rasanya makin nikmat saat disantap bersama sambal, acar, dan air jeruk nipis.
Warung satai lain yang tak kalah populer adalah Warung Sate Shinta, yang sudah membuka empat cabang di sepanjang jalur Puncak.Yang paling favorit memang satai kambing. Serat berupa lemak pada daging kambing yang sering membuat satai jadi alot, sengaja disisihkan sehingga setiap potong daging jadi benar-benar empuk. Jika tak suka daging kambing, Anda dapat memilih satai ayam atau satai daging sapi. Bila ingin satai yang lebih awet panasnya, pengunjung dapat meminta pelayan mengganti piring dengan hotplate. Bumbunya pun sengaja dipisah, sehingga setiap tusuk satai hams dicelupkan ke dalam bumbu sebelum disantap.
Satu lagi rumah makan yang terkenal akan sajian satainya adalah Rumah Makan Bumi Aki. Saya memesan satai kambing dan satai ayam. Karena telanjur kenyang dengan satai kambing, saya pun memilih satai ayam untuk dicicipi terlebih dahulu. Daging dada ayam dengan potongan cukup besar ini terasa empuk. Bumbu kacangnya yang masih agak kasar tersalut sempurna pada setiap tusuk satai. Rasanya gurih dan manis.
Jika ingin hidangan lain, Anda bisa memesan hidangan ala Sunda, seperti gado-gado, karedok, dan tongseng. Di tempat ini, saya dapat beristirahat sejenak dan salat di musala yang tersedia di lingkungan rumah makan ini.
Pernah dengar nama Bakso Setan? Dari namanya, memang agak membuat bulu kuduk berdiri. Namun, Bakso Setan ini bukan bakso buatan makhluk halus, melainkan bakso dengan ukuran yang tak biasa. Bayangkan, ada yang seukuran bola golf, bola tenis, bahkan bola sepak. Wah! Setiap butiran baksonya berisi campuran daging cincang, lemak, dan urat yang telah dibumbui hingga mirip kornet. Baksonya empuk dan kuah kaldunya terasa gurih.Taburan bawang goreng dan daun seledri membuat aromanya makin harum.
Setelah menunggu 15 menit, pesanan datang. Aroma yang harum dan penampilan makanan sangat menggoda saya untuk segera mencicipi. Tanpa menunggu lama, saya langsung mencuil daging ikan bakar dan mencocolnya ke dalam sambal berwarna merah yang merupakan penyerta ikan bakar ini. Daging ikannya kenyal dan dan tidak amis. Bumbunya pun meresap sampai ke bagian dalam.
Ternyata, ada triknya, yaitu ikannya dibakar di atas bara api dari batok kelapa sambil dioles mentega. Setelah 3/4 matang, ketika ikan mulai mengeluarkan cairan, barulah bumbu dioleskan ke permukaan ikan.
Hasilnya, bumbu mudah meresap ke dalam daging dan jadilah ikan bakar yang harum, gurih, dan agak manis. Selain itu, saya juga tak henti mencomot pepes bandeng dan Sambal Oncom Leunca. Keduanya sama-sama enak dan pas rasanya!
Sasaran selanjutnya Kedai Sunda Cipayung. Bangunan berwarna hijau tua dengan dinding anyaman bambu dan beratap daun kelapa kering ini cukup terbuka, sehingga dari jalan raya saya leluasa melihat orang yang sedang makan di dalamnya. Wah, karena saat itu sudah menjelang makan siang, rumah makan ini terlihat penuh. Saya sempat khawatir tidak mendapat tempat duduk.Tapi untunglah, seorang pria berseragam menghampiri dan dengan mencarikan tempat duduk.
Mata saya langsung tertuju pada sederet makanan di atas meja panjang. Buat saya yang `gila' sambal, melihat tujuh macam sambal: sambal terasi, sambal oncom, sambal mangga muda, sambal kemangi, sambal bajak, sambal tomat, dan sambal gandaria, otomatis membuat lapar mata. Selain sambal, tampak juga pepes dengan tujuh variasi, yaitu pepes tahu, pepes teri, pepes ikan mas, pepes oncom, pepes jamur, pepes ayam, dan pepes peda.
Di meja tetangga, terlihat pesanan berupa ayam bakar dan ikan gurami goreng berbumbu sambal yang menggiurkan. Saya pun bertanya kepada pria yang tadi mencarikan tempat duduk. Katanya, kedua makanan tersebut adalah sajian favorit kedai ini. Pria tersebut ternyata adalah Herryanto, pemilik kedai ini. Mungkin, karena keramahannya itu, kedai ini seolah tak surut pelanggan.
Tak sabar untuk segera mencicipi, saya cuil daging ayam bakarnya. Terasa gurih dengan harum khas makanan bakaran dan manis yang agak berbeda dari biasanya. Rahasianya terletak pada bumbu yang terbuat dari sari tebu berbentuk seperti pasta wijen yang dicampurkan bersama bawang putih, kemiri, ketumbar, dan kecap. Bumbu tersebut kemudian dibalurkan pada permukaan ayam sebelum dipanggang. Enak sekali! Lain lagi dengan Gurami Cobeknya yang diguyur sambal merah pekat. Ikannya garing, dan pada sambalnya, terasa benar rasa kemiri dan terasinya.
Jika ingin makan makanan yang ringan tapi mengenyangkan, mampir saja ke Saung Pang Lawung milik H. Hihin yang menyajikan Bubur Ayam Cianjur. Sepintas, buburnya sama seperti bubur ayam pada umumnya, ada bubur nasi, daun bawang, daun seledri, hati-ampela ayam, dan kuah berkaldu gurih. Yang membedakannya adalah perkedel goreng dan kerupuk khas Cianjur. Kerupuk berwarna kombinasi merah muda dan putih agak kekuningan ini wajib ditaburkan. Jika tidak, bukan Bubur Ayam Cianjur namanya. Bila suka, kuning telur ayam dapat dicampurkan ke dalam bubur mendidih sehingga terasa lebih gurih.
Saya juga memesan Soto Santan Daging. Seperti namanya, soto ini berkuah santan sehingga rasanya gurih, tapi tidak enek, malah terasa ringan dan segar. Apalagi setelah ditambahkan air jeruk nipis dan acar mentimun. Segar, mirip soto betawi! Pas sekali dimakan di udara pegunungan yang dingin.
Rumah makan Sunda lain yang juga saya singgahi adalah Rumah Makan Dulang. Seorang teman yang tahu saya akan menjelajahi Puncak, wan ti-wanti untuk mampir ke rumah makan ini dan memesan Gurami Terbang, Kangkung Terasi Hotplate, dan Sambal Dadakan. Ternyata, saran teman saya oke juga. Cita rasa makanannya fresh karena memang menggunakan sayuran segar. Sensasi bersantap lain saya rasakan saat mampir di Rumah Makan Mirasari. Rumah makan yang juga membuka cabang di Jakarta ini terkenal akan sajian Nasi Goreng Kencur-nya. Nasi gorengnya tidak berwarna cokelat seperti nasi goreng umumnya, melainkan putih. Penyajiannya disertai beberapa iris kencur yang digigit akan terasa sedikit pedas seperti permen mentol. Selain mengenyangkan (tentu saja), tubuh pun jadi terasa hangat.
Mendekati warung satai, tujuan kami selanjutnya, saya sengaja membuka jendela dan mematikan AC mobil untuk merasakan sejuknya udara pegunungan. Dari jauh sudah terlihat asap mengepul disertai samar-samar harem aroma satai yang sedang dibakar. Di papan yang terdapat di muka rumah makan tertulis Warung Sate H. Kadir. Nah, ini adalah salah saw warung satai yang saya incar, sebab saya penasaran pada Satai Buntut Kambing-nya yang jarang ada di warung satai lain.
Satai ini dibuat dari buntut kambing yang dipotong-potong, kemudian ditusuk pada tusuk satai, lantas dibakar. Rasanya manis dan gurih, walau belum dibalut bumbu kacang atau bumbu kecap. Saking enaknya, setelah dagingnya habis saya lahap, sisa tulang buntutnya pun saya sesap. Pantaslah kalau setiap harinya, warung satai yang berdiri sejak tahun 1997 ini ramai dikunjungi pelanggan. Warung Sate PSK (Penggemar Satai Kiloan) yang kondang di kawasan Cibubur, ternyata juga saya temukan di sini. Agar tak terlalu kenyang, saya hanya memesan 1/2 kg daging kambing yang bisa menjadi 12 tusuk satai. Dagingnya terasa empuk, karena menggunakan daging kambing muda. Selain itu, saya juga memesan seporsi Sup Iga yang berkuah bening. Kuahnya ringan dan tidak terlalu berlemak. Rasanya makin nikmat saat disantap bersama sambal, acar, dan air jeruk nipis.
Warung satai lain yang tak kalah populer adalah Warung Sate Shinta, yang sudah membuka empat cabang di sepanjang jalur Puncak.Yang paling favorit memang satai kambing. Serat berupa lemak pada daging kambing yang sering membuat satai jadi alot, sengaja disisihkan sehingga setiap potong daging jadi benar-benar empuk. Jika tak suka daging kambing, Anda dapat memilih satai ayam atau satai daging sapi. Bila ingin satai yang lebih awet panasnya, pengunjung dapat meminta pelayan mengganti piring dengan hotplate. Bumbunya pun sengaja dipisah, sehingga setiap tusuk satai hams dicelupkan ke dalam bumbu sebelum disantap.
Satu lagi rumah makan yang terkenal akan sajian satainya adalah Rumah Makan Bumi Aki. Saya memesan satai kambing dan satai ayam. Karena telanjur kenyang dengan satai kambing, saya pun memilih satai ayam untuk dicicipi terlebih dahulu. Daging dada ayam dengan potongan cukup besar ini terasa empuk. Bumbu kacangnya yang masih agak kasar tersalut sempurna pada setiap tusuk satai. Rasanya gurih dan manis.
Jika ingin hidangan lain, Anda bisa memesan hidangan ala Sunda, seperti gado-gado, karedok, dan tongseng. Di tempat ini, saya dapat beristirahat sejenak dan salat di musala yang tersedia di lingkungan rumah makan ini.
Soto Kudus Kliwon, begitu nama yang terpampang pada papan reklame di muka restoran. Makanan jagoannya, sudah pasti soto kudus. Saat disajikan, tercium aroma bawang putih goreng yang cukup tajam dari uap panas sow kudus. Apalagi, sebagai penggemar bawang putih, saya cukup peka dengan aromanya yang khas. Kuah soto dalam mangkuk berukuran kecil ini bening dan berwarna kekuningan, mirip soto ayam. Rasa kuahnya gurih. Suwiran daging ayam kampungnya empuk. mudah hancur dalam mulut. Taburan daun kucai dan taoge pendek mentah membuat penampilan sotonya makin menggiurkan. Saya tambahkan sedikit kecap, perasan air jeruk nipis, dan sambal. Hmm... kuah sotonya jadi terasa lebih nikmat!
Tahu Pong Semarang-nya juga membuat saya jatuh hati. Perpaduan tahu pong yang garing, telur ayam rebus, gimbal udang yang kering dan gurih terasa makin sempurna dengan kuah petisnya yang kental. Apalagi disantap bersama acar lobak yang asam segar. Enak tenon!
Dari sekian banyak rumah makan yang saya datangi, hanya Restoran Puri Handayani, rumah makan ala Jawa Timuran, yang menyajikan hidangan Kol Nenek yang lezat. Kol nenek adalah sejenis keong laut yang ukuran cangkangnya sebesar saw ruas jari. Aroma taoco dan jahenya terasa kuat. Cara menyantap kol nenek, yang juga dikenal dengan nama konde nenek, ini sangat unik. Keong harus disedot agar dagingnya yang tipis dan lembut keluar dari cangkang. Awalnya, saya agak sungkan melakukannya. Tetapi, karena penasaran, saya tetap mencobanya. Rasanya gurih dan manis. Akhirnya, di antara kami bertiga, sayalah yang paling banyak menghabiskan makanan ini.
Gurami Mangga Muda juga menjadi andalan di resto ini. Mendengar namanya, sudah terbayang kelezatannya. Rasa asam segar dari daging buah mangga muda, pasti membuat selera makan makin meningkat. Selain itu, saya juga memesan Rujak Cingur yang `banjir' burnbu petis. Cingurnya tidak alot, rasa petisnya cukup kuat, rasa gurih dari kacangnya pun sangat terasa. Karena udara yang makin dingin, saya memesan segelas Bandrek Kelapa Muda. Cita rasanya yang pedas khas jahe, langsung menghangatkan tubuh saya.
Kalau Anda penggemar mi jawa, Bakmi Jawa Gunung Kidul yang menyediakan Mi Godog, pantang dilewatkan. Mi kuning, kol, telur kocok, claim bawang, daun seledri, dan suwiran ayam berpadu klop dengan kuah berbunibu bawang putih, merica, dan kemirinya. Bila ingin lebih spesial, dapat ditambahkan hati ayam atau ampela ayam. Kerinduan suasana kampung di Jawa pun makin terobati dengan menyantap hidangan ini.
Dari sekian banyak rumah makan yang saya datangi, hanya Restoran Puri Handayani, rumah makan ala Jawa Timuran, yang menyajikan hidangan Kol Nenek yang lezat. Kol nenek adalah sejenis keong laut yang ukuran cangkangnya sebesar saw ruas jari. Aroma taoco dan jahenya terasa kuat. Cara menyantap kol nenek, yang juga dikenal dengan nama konde nenek, ini sangat unik. Keong harus disedot agar dagingnya yang tipis dan lembut keluar dari cangkang. Awalnya, saya agak sungkan melakukannya. Tetapi, karena penasaran, saya tetap mencobanya. Rasanya gurih dan manis. Akhirnya, di antara kami bertiga, sayalah yang paling banyak menghabiskan makanan ini.
Gurami Mangga Muda juga menjadi andalan di resto ini. Mendengar namanya, sudah terbayang kelezatannya. Rasa asam segar dari daging buah mangga muda, pasti membuat selera makan makin meningkat. Selain itu, saya juga memesan Rujak Cingur yang `banjir' burnbu petis. Cingurnya tidak alot, rasa petisnya cukup kuat, rasa gurih dari kacangnya pun sangat terasa. Karena udara yang makin dingin, saya memesan segelas Bandrek Kelapa Muda. Cita rasanya yang pedas khas jahe, langsung menghangatkan tubuh saya.
Kalau Anda penggemar mi jawa, Bakmi Jawa Gunung Kidul yang menyediakan Mi Godog, pantang dilewatkan. Mi kuning, kol, telur kocok, claim bawang, daun seledri, dan suwiran ayam berpadu klop dengan kuah berbunibu bawang putih, merica, dan kemirinya. Bila ingin lebih spesial, dapat ditambahkan hati ayam atau ampela ayam. Kerinduan suasana kampung di Jawa pun makin terobati dengan menyantap hidangan ini.
Di kawasan Puncak, terdapat beberapa rumah makan hidangan Cina yang sudah terkenal sejak lama. Salah satunya, Rumah Makan Kalimantan. Saat menyebut nama resto ini, sehari sebelum perjalanan, seorang teman langsung menceritakan pengalaman masa kecilnya saat makan bersama keluarga di rumah makan ini. Menurutnya, Nasi Tim di resto ini paling top dibandingkan dengan restoran lainnya. Selain itu, Bistik Daging dan Mi Ayam-nya pun punya banyak penggemar.
Berbekal rekomendasi tersebut, saya pun memesan makanan itu. Nasi Tim-nya kelihatan tak ada beda dari nasi tim lain. Hanya, nasi tim-nya bukan berisi suwiran daging ayam, melainkan ayam potongan yang masih bertulang.Walau begitu, dagingnya empuk dan mudah dilepas dari tulang. Cita rasa dan aroma harum kecap inggrisnya pun cukup nendang. Menyantap nasi tim sambil sesekali menyeruput kuah kaldu ayam bening dan mencomot acar mentimun, dapat memuaskan rasa penasaran saya terhadap Nasi Tim favorit teman saya ini.
Usai menyantap Nasi Tim, Bistik Daging mendapat giliran selanjutnya. Daging sapi cincang bersalut tepung yang digoreng garing disajikan dengan saus mentega yang kental berwarna kecokelatan.Walau penampilannya berkesan kuno, rasanya lezat! Saya juga segera mencicipi Mi Ayam. Rasa mi keriting ini memang beda, kenyal, dan gurih. Mi yang digunakan adalah home made warung makan ini sehingga terjamin kesegarannya.
Berbekal rekomendasi tersebut, saya pun memesan makanan itu. Nasi Tim-nya kelihatan tak ada beda dari nasi tim lain. Hanya, nasi tim-nya bukan berisi suwiran daging ayam, melainkan ayam potongan yang masih bertulang.Walau begitu, dagingnya empuk dan mudah dilepas dari tulang. Cita rasa dan aroma harum kecap inggrisnya pun cukup nendang. Menyantap nasi tim sambil sesekali menyeruput kuah kaldu ayam bening dan mencomot acar mentimun, dapat memuaskan rasa penasaran saya terhadap Nasi Tim favorit teman saya ini.
Usai menyantap Nasi Tim, Bistik Daging mendapat giliran selanjutnya. Daging sapi cincang bersalut tepung yang digoreng garing disajikan dengan saus mentega yang kental berwarna kecokelatan.Walau penampilannya berkesan kuno, rasanya lezat! Saya juga segera mencicipi Mi Ayam. Rasa mi keriting ini memang beda, kenyal, dan gurih. Mi yang digunakan adalah home made warung makan ini sehingga terjamin kesegarannya.
Bagi penyuka hidangan dari kodok, Anda dapat singgah ke Rumah Makan Jangkar. Saya hanya mencicipi kuah dan secuil daging kodok karena kurang doyan hidangan yang hidup di dua alam ini. Bumbu mentega, kecap manis, dan asin berbaur menjadi satu sehingga daging kodok ini terasa lezat. Dagingnya empuk dan lembut mirip daging ayam. Kali ini giliran Dennie yang menyantap habis Kodok Masak Mentega hingga licin tandas.
Di kawasan Puncak ini, saya juga menemukan satu makanan yang belum pernah saya coba sebelumnya, yaitu Kerang Merica Hitam. Umumnya, daging sapi yang biasa menjadi kawan bersanding merica atau lada hitam. Tapi, di Gading Resto, justru kerang hijau. Kerang hijau digoreng terlebih dahulu sebelum ditumis bersama merica hitam. Rasanya pedas, agak manis, dan gurih.
Daging kerangnya tidak hat seperti daging kerang rebus, melainkan terasa garing karena digoreng renyah. Selain Kerang Merica Hijau, saya juga mencicipi Dim Sum berupa Hakau Udang. Saat digigit, kekenyalan udang dan rasa manisnya sangat terasa, menandakan udang yang digunakan masih fresh.
Di kawasan Puncak ini, saya juga menemukan satu makanan yang belum pernah saya coba sebelumnya, yaitu Kerang Merica Hitam. Umumnya, daging sapi yang biasa menjadi kawan bersanding merica atau lada hitam. Tapi, di Gading Resto, justru kerang hijau. Kerang hijau digoreng terlebih dahulu sebelum ditumis bersama merica hitam. Rasanya pedas, agak manis, dan gurih.
Daging kerangnya tidak hat seperti daging kerang rebus, melainkan terasa garing karena digoreng renyah. Selain Kerang Merica Hijau, saya juga mencicipi Dim Sum berupa Hakau Udang. Saat digigit, kekenyalan udang dan rasa manisnya sangat terasa, menandakan udang yang digunakan masih fresh.
Pernah dengar nama Bakso Setan? Dari namanya, memang agak membuat bulu kuduk berdiri. Namun, Bakso Setan ini bukan bakso buatan makhluk halus, melainkan bakso dengan ukuran yang tak biasa. Bayangkan, ada yang seukuran bola golf, bola tenis, bahkan bola sepak. Wah! Setiap butiran baksonya berisi campuran daging cincang, lemak, dan urat yang telah dibumbui hingga mirip kornet. Baksonya empuk dan kuah kaldunya terasa gurih.Taburan bawang goreng dan daun seledri membuat aromanya makin harum.
Selain bakso, cakue pun dapat menjadi pilihan untuk mengganjal rasa lapar. Di Raffles Resto, Cakue Jumbo adalah sajian yang jadi andalan. Satu porsinya berisi empat cakue berukuran besar. Di sini, bumbu cocol untuk cakuenya berupa bumbu kacang yang telah digiling halus dan agak encer, bukan kuah encer berwarna merah kekuningan seperti cakue medan.
Yang tak bisa dilupakan adalah kulit cakue yang renyah dengan bagian dalam yang lembut. Pas juga untuk dijadikan oleh-oleh. Saya cukup leluasa memilih makanan di tempat ini karena ada banyak pilihan. Selain hidangan Cina, ada juga menu Sunda, pasta, steak, dan seafood.
Untuk membeli oleh-oleh atau sekadar camilan selama perjalanan, saya sempatkan untuk membeli kue sus di Toko Kue Makmur yang berlokasi tepat di bawah jembatan Pasar Cipanas.Yang menarik, isi kue susnya berupa vla yang sangat terasa susu dan rumnya. Kulit susnya juga empuk dan lembut.
Beranjak dari Toko Kue Makmur, saya mencium aroma pandan yang cukup kuat.Ternyata benar, tak jauh dari jembatan Pasar Cipanas, saya melihat seorang bapak tua yang menjajakan kue putu sambil dipikul. Bentuknya seperti kerucut dan ukurannya cukup besar dibanding kue putu kebanyakan. Itu sebabnya, si penjual, Ujang, memberi nama Putu HKS alias `Hasil Kreasi Sendiri'. Sepertinya, Baru kali ini saya mencicipi kue putu yang benar-benar mantap rasanya. Warna adonan berasnya putih bersih, lembut, ha-rum, dengan porsi gula yang sangat pas. Pantas jika harganya lebih mahal dibanding putu lainnya.
Yang tak bisa dilupakan adalah kulit cakue yang renyah dengan bagian dalam yang lembut. Pas juga untuk dijadikan oleh-oleh. Saya cukup leluasa memilih makanan di tempat ini karena ada banyak pilihan. Selain hidangan Cina, ada juga menu Sunda, pasta, steak, dan seafood.
Untuk membeli oleh-oleh atau sekadar camilan selama perjalanan, saya sempatkan untuk membeli kue sus di Toko Kue Makmur yang berlokasi tepat di bawah jembatan Pasar Cipanas.Yang menarik, isi kue susnya berupa vla yang sangat terasa susu dan rumnya. Kulit susnya juga empuk dan lembut.
Beranjak dari Toko Kue Makmur, saya mencium aroma pandan yang cukup kuat.Ternyata benar, tak jauh dari jembatan Pasar Cipanas, saya melihat seorang bapak tua yang menjajakan kue putu sambil dipikul. Bentuknya seperti kerucut dan ukurannya cukup besar dibanding kue putu kebanyakan. Itu sebabnya, si penjual, Ujang, memberi nama Putu HKS alias `Hasil Kreasi Sendiri'. Sepertinya, Baru kali ini saya mencicipi kue putu yang benar-benar mantap rasanya. Warna adonan berasnya putih bersih, lembut, ha-rum, dengan porsi gula yang sangat pas. Pantas jika harganya lebih mahal dibanding putu lainnya.
selain sus dan putu, kue lain yang menjadi primadona Puncak sejak lama adalah poffertjes. Satu tempat makan potfertjes yang paling banyak dikunjungi ada di Puncak Pass Resort. Saya memesan satu porsi yang berisi empat buah poffertjes. Hanya empat buah? Eit, jangan terburu-buru memesan dua porsi karena ukurannya tidak seperti poffertjes lain. Di sini, diameter penganan khan negeri Belanda ini cukup besar, yaitu sekitar 6 cm. Taburan gula bubuk di atasnya menjadi pemanis penganan ini. Sesuap poffertjes mengingatkan saya pada rasa dan aroma dadar gulung semasa kecil yang sangat terasa campuran tepung dan telurnya. Menyantapnya selagi hangat sambil menikmati pemandangan lembah, membuat saya sesaat terlena....
tempat yang juga ingin segera saya kunjungi pada perjalanan ini, tak lain adalah Melrimba Kitchen. Namanya memang seunik tempatnya. Tempat ini cocok sekali jadi pilihan untuk berlibur bersama keluarga karena tidak hanya ada restoran, tapi juga kebun bunga dan kolam pemancingan. Di sini, saya memesan Pisang Goreng Kipas bersalut tepung garing. Walau bahan dasarnya hanya pisang, penganan ini menjadi istimewa dan tampak berkelas karena penyajiannya yang stylish. Saus krim karamel, butter, dan gula palem bersanding bersama pisang goreng.
tidak ketinggalan, saya juga memesan Pancake yang penampilannya sangat menggiurkan. Apalagi dessert ini disajikan bersama es krim vanili kesukaan saya. Setiap suapnya, benar-benar saya nikmati. Aroma susunya yang harum dan gurih sangat terasa di lidah. Rasa dingin dan harum vanili pun menyeruak dalam rongga mulut. Hmm... nikmat sekali!
sambil melaju menuju Jakarta, saya dan kedua teman masih ingin mampir di Cimory Resto. Cimory atau Cisarua Mountain Dairy ini memang selalu ramai dikunjungi rombongan keluarga. Tak jarang terlihat anak-anak berkeliaran di halaman belakangnya yang penuh dengan aneka jenis permainan. Kekhasan Cimory Resto terletak pada susu segarnya.
saya yang termasuk penggemar berat susu, membawa pulang hingga 6 botol susu berukuran masing-masing 1 liter, untuk dinikmati bersama keluarga. Favorit saya adalah susu aroma kopi. Rasa susunya yang fresh berpadu dengan rasa dan aroma kopi yang pekat, memang layak untuk diacungi jempol.
selain susu, saya cicipi juga yoghurtnya yang tersedia dalam beragam pilihan rasa.Ada stroberi, anggur, dan apel. Selain susu segar, Cimory Resto juga menyediakan sosis bratwurst yang populer di Jerman. Semuanya cocok sebagai buah tangan, karena harganya lebih murah dibanding jika membelinya di pasar swalayan.
tidak ketinggalan, saya juga memesan Pancake yang penampilannya sangat menggiurkan. Apalagi dessert ini disajikan bersama es krim vanili kesukaan saya. Setiap suapnya, benar-benar saya nikmati. Aroma susunya yang harum dan gurih sangat terasa di lidah. Rasa dingin dan harum vanili pun menyeruak dalam rongga mulut. Hmm... nikmat sekali!
sambil melaju menuju Jakarta, saya dan kedua teman masih ingin mampir di Cimory Resto. Cimory atau Cisarua Mountain Dairy ini memang selalu ramai dikunjungi rombongan keluarga. Tak jarang terlihat anak-anak berkeliaran di halaman belakangnya yang penuh dengan aneka jenis permainan. Kekhasan Cimory Resto terletak pada susu segarnya.
saya yang termasuk penggemar berat susu, membawa pulang hingga 6 botol susu berukuran masing-masing 1 liter, untuk dinikmati bersama keluarga. Favorit saya adalah susu aroma kopi. Rasa susunya yang fresh berpadu dengan rasa dan aroma kopi yang pekat, memang layak untuk diacungi jempol.
selain susu, saya cicipi juga yoghurtnya yang tersedia dalam beragam pilihan rasa.Ada stroberi, anggur, dan apel. Selain susu segar, Cimory Resto juga menyediakan sosis bratwurst yang populer di Jerman. Semuanya cocok sebagai buah tangan, karena harganya lebih murah dibanding jika membelinya di pasar swalayan.
Sumber:
Jagung bakar tidak keras dan Jahe Bakar
Jagung bakar tidak keras
Untuk membuat jagung bakar yang tidak keras, selalu beli jagung manis yang masih berkulit. Kelupas kulitnya jangan sampai putus. Olesi jagung dengan bumbu perendam (misalnya, bawang putih, cabai, saus tomat, dan madu). Bungkus kembali dengan kulit jagungnya. Oven sampai matang. Karena ditutupi kulit jagung, aroma jagung tidak keluar, demikian pula air yang terkandung dalam jagung hingga jagung tidak jadi keras.
Membakar jahe sebelum diolah memang dapat mempertajam cita rasa dan aromanya. Supaya lebih aman, bungkus jahe dengan aluminum foil terlebih dahulu supaya kulit luar jahe tidak gosong. Jika sudah telanjur gosong, bersihkan bagian gosong tersebut sebelum digunakan. Sebab, bagian yang gosong itu dapat menjadi pemicu kanker (karsinogenik).
Sumber :
Manfaat udang dan lobster
Udang adalah salah satu hewan unik yang hidup diperairan tawar ataupun asin, hewan satu ini bernutrisi tinggi dan sanggat nikmat untuk dikonsumsi, manfaatnya antara lain :
- karena tingginya kandungan protein dan kalsium maka akan mudah dicerna oleh tubuh dapat mencegah penyakit jantung dan penggumpalan keping darah.
- makanan yang berasal dari udang juga rendah kalori sehingga sanggat cocok untuk pembetukan otot dan sebagai menu andalan diet.
di indonesia ada 3 jenis udang yang dikonsumsi untuk bahan makanan yaitu :
1. udang galah
2. udang windu
3. udang vanamei
udang galah berciri mempunyai capit panjang, udang jantan mempunyai badan dan capit yg kebih besar dari pada udang betina. Untuk indukan capit jingga dipilih karena lebih kuat. udang dapat bertelur 50 ribu hingga 1 juta telur, larvanya hanya dapat hidup diair asin, karena sanggat kecil, larva hanya makan plankton artimia, makannya harus 3 jam sekali
ada satu lagi hewan yang bentuk hanya hampir mirip dengan udang hanya ukurannya lebih besar, hewan itu adalah lobster yang panjangnya bisa sampai 20 cm, di indonesia ada 3 jenis lobster :
1. Lobster pesisir
2. Lobster mutiara
4. Lobster bambu,
lobster mutiara hargannya lebih mahal karena lebih lezat, apapaun jenisnya udang ataupun lobster sanggat berguna bagi kita, apalagi buat anak-anak karena kandungan vitamin lengkap dan omega sebagai sumber alami untuk meningkatkan kecerdasan, fungsi organ vital dan kepekaan indra.
dengan mengkonsumsi udang sebanyak 100 gram maka kita sudah memenuhi kebutuhan protein harian sebesar 41%.
Sumber:
Rabu, 04 Januari 2012
Apa itu Perencanaan Keuangan Keluarga Syariah?
Zona Ekonomi Islam–Kita belajar dan menuntut ilmu agar bisa memiliki pekerjaan dan penghasilan, namun kita tidak pernah diajari bagaimana mengelola keuangan dengan baik untuk diri kita dan keluarga kita. Keluarga adalah unit sosial yang terkecil. Bukan hanya itu, keluarga juga merupakan unit ekonomi, dan spiritual terkecil. Seperti batu bata yang menyusun dinding yang kokok, maka keluarga merupakan unit yang secara bersama – sama membentuk masyarakat yang kokoh, baik secara sosial, ekonomi dan spiritual.
Pentingnya memperkuat berbagai aspek dari keluarga semakin disadari karena sebagai unit edukasi dan interaksi terkecil dari masyarakat, keluarga merupakan ajang untuk knowledge sharing yang handal, apabila dapat dimanfaatkan secara optimal. Banyak hal – hal yang tidak dapat diajarkan di sekolah, harus dan bahkan sepatutnya diajarkan di rumah, guna melengkapi pendidikan bagi anggota keluarga. Salah satu hal yang jelas terlihat adalah kurangnya pendidikan tentang keuangan pribadi di jenjang pendidikan formal yang didapatkan oleh masyarakat.
Pentingnya memperkuat berbagai aspek dari keluarga semakin disadari karena sebagai unit edukasi dan interaksi terkecil dari masyarakat, keluarga merupakan ajang untuk knowledge sharing yang handal, apabila dapat dimanfaatkan secara optimal. Banyak hal – hal yang tidak dapat diajarkan di sekolah, harus dan bahkan sepatutnya diajarkan di rumah, guna melengkapi pendidikan bagi anggota keluarga. Salah satu hal yang jelas terlihat adalah kurangnya pendidikan tentang keuangan pribadi di jenjang pendidikan formal yang didapatkan oleh masyarakat.
Pendidikan tentang keuangan hanya berhenti di tingkatan dasar, yaitu dengan anjuran untuk menabung, tetapi tidak dilanjutkan dengan keahlian – keahlian lain yang akan menunjang keputusan seseorang dalam berkeuangan.
Berbagai pendekatan mengenai keuangan keluarga telah dilakukan, salah satu pendekatan yang dilakukan adalah dengan pendekatan spiritual dengan Perencanaan Keuangan Islam. Mengapa kemudian pendekatan ini menjadi salah satu alternatif bagi keluarga, karena dalam perencanaan keuangan Islam, ada beberapa hal mendasar yang membuatnya berbeda dengan pendekatan lain yang konvensional.
Harus Berdasarkan Nilai-nilai Islam
Hal pertama yang ditekankan di sini adalah bahwa semua strategi, proses dan tujuan dari perencanaan keuangan yang dilakukan berdasarkan nilai – nilai Islam, mengacu kepada Al- Qur’an dan hadist. Hal ini memberi fondasi dan kerangka dari pendekatan dan proses yang dilakukan.
Yang kedua, bahwa harta merupakan titipan dan pemilik mutlak dari harta adalah Allah SWT, ini yang memberikan dimensi bahwa manusia sebagai hamba sekaligus khalifah Allah SWT di muka bumi harus tunduk dan patuh pada ketentuan – ketentuan Allah dalam mengelola harta titipan Allah tersebut.
Yang ketiga, tujuan yang ingin dicapai oleh perencanaan keuangan Islam adalah bukan hanya pemenuhan tujuan – tujuan finansial atau kebebasan finansial, tetapi tujuan akhir dari perencanaan keuangan Islam adalah untuk mencapai kesejahteraan dan kebaikan dunia akhirat, suatu dimensi tujuan yang lebih menyeluruh.
Seperti yang disampaikan oleh Bapak Eko. P. Pratomo dalam Workshop Cerdas Finansial Dengan Nilai – nilai Spiritualitas yang dilaksanakan oleh Hijrah Institute dan Universitas Paramadina, “?”Kita belajar dan menuntut ilmu agar bisa memiliki pekerjaan dan penghasilan, namun kita tidak pernah diajari bagaimana mengelola keuangan dengan baik untuk diri kita dan keluarga kita “.
Kurangnya pendidikan finansial di sekolah dan pendidikan formal, harus diisi dengan pendidikan tentang keuangan pribadi melalui jalur – jalur pelatihan dan untuk hal – hal yang mendasar, seyogyanya hal tersebut dilakukan di tingkatan keluarga dan menjadi kebiasaan dan gaya hidup sehari – hari.
Kecenderungan yang terjadi selama ini adalah permasalahan bagaimana mengelola keuangan keluarga sering kurang mendapat perhatian. Padahal dengan makin rumitnya permasalahaan kehidupan dan makin beragamnya tujuan keuangan yang ingin dicapai, maka diperlukan ilmu yang memadai dimana ilmu tersebut tidak hanya mencakup masalah finansial tetapi juga bagaimana pengelolaan tersebut juga dapat memperbaiki kualitas hidup, bukan hanya kualitas hidup di dunia, tetapi juga kualitas keimanan dan dimensi akhirat yang tidak dapat dipisahkan dari dimensi dunia.
Seperti yang disampaikan oleh Palgunady T. Setyawan, motivator dan penulis buku Menapak Jalan Mendaki, “Masalah keuangan kadang terlihat sepele, namun jika tidak dihadapi secara Cerdas, Cermat dan Amanah, harta yang kita peroleh bisa membawa kita jauh dari tujuan meraih kebahagiaan didunia dan di ahkirat”
Menyeluruhnya dimensi yang dijangkau oleh perencanaan keuangan Islam, dapat dilihat bahwa bukan hanya tujuan finansial yang menjadi titik beratnya, tetapi juga bagaimana memperoleh harta tersebut dan proses untuk mencapai tujuan finansial. Keberkahan yang diyakini hanya akan diperoleh melalui harta yang halal, dan tujuan yang tidak menyimpang dari tuntunan agama menjadikan perencanaan keuangan Islam merupakan bagian integral dari perencanaan hidup amanah dan bersih yang dilakukan oleh Muslim.
Perencanaan menjadi hal yang penting, tetapi lebih penting lagi adalah fondasi dan kerangka daripada perencanaan tersebut. Bagi muslim, yang tujuan kehidupannya tiada lain untuk meraih ridha Allah, mencapai kebaikan dunia dan akhirat, adalah merupakan hal yang logis apabila dalam mengelola harta dan berikhtiar pun berada dalam koridor keislaman. Dari titik awal perencanaan, proses, strategi sampai dengan tujuan – tujuan yang ingin dicapai dengan perencanaan tersebut, berada di koridor Ilahiah dan spiritualitas, sehingga pertimbangan dan keputusan yang dilakukan pun menjadi selaras dengan nilai – nilai Islam
Sumber :
Tarif Kereta Api Inggris Termahal di Dunia
London (ANTARA) - Tarif kereta api bawah tanah atau yang sering disebut dengan Tube atau Underground di London mengalami peningkatan 11 persen di awal tahun dan merupakan tarif paling mahal di dunia, dibandingkan dengan negara di Eropa lainnya seperti Belanda, Paris dan Jerman.
Jutaan penumpang dilanda inflasi dengan kenaikan ongkos transportasi, hal itu trungkap dari hasil penelitian yang menyebutkan London memiliki transportasi paling mahal di dunia, demikian dilaporkan harian sore Evening Standard London, Selasa.
Dimas Darsono, local staf KBRI London, mengatakan kepada ANTARA London, Rabu bahwa kenaikan tarif kereta api yang berlaku mulai 2 Januari terasa sekali.
Menurut Dimas Darsono, naiknya harga tiket kereta api akibat dari pengaruh inflasi yang terjadi di Inggris.
Diakuinya kenaikan tarif tiket kereta api memang tidak besar hanya sepertiga dan dampaknya juga tidak terlalu besar karena sudah cukup lama transportasi umum tidak ada kenaikan.
Dimas, yang telah menetap di Inggris sejak 1991 itu membandingkan jika pengeluaran untuk ongkos kereta api per bulan pada 1991 berkisar 70 Poundsterling, tapi saat ini naik dua kali lipat menjadi sekitar 140 Poundsterling .
Kenaikan harga tiket transportasi yang selama ini ditakuti oleh para pekerja di London akhirnya terjadi juga, di ana peningkatannya mencapai delapan persen. Hal ini juga dikeluhkan wisatawan dan mengakui bahwa mereka diperlakukan tidak adil dan merasa diperas.
Menurut laporan Evening Standar, biaya tranportasi dengan kereta api bawah tanah di London atau yang disebut dengan Tube atau Underground untuk Zona 1 sampai 4, biaya sekali perjalanan sebesar 3,60 Poundsterling.
London menerapkan sistem zona untuk ongkos Tube, memiliki enam zona dengan biaya sekali perjalanan sebesar 3,60 Poundsterling itu , separuh dari biaya perjalanan serupa di New York yaitu 1,56 Poundsterling sementara di Paris hanya 1,46 Pounsterling dan di Milan hanya 1,29 untuk jarak yang sama. Sedangkan di Kopenhagen 2,77 Pounsterling.
Untuk tiket terusan selama seharian untuk Zona 1-4, biayanya 10,60 Poundsterling di London dibandingkan dengan di Berlin hanya 5,84 Poundsterling dan 3,12 Poundterling di Los Angeles serta 3,44 di Roma.
Tiket terusan untuk satu hari di Barcelona lebih mahal dibandingkan dari London untuk jenis tiket yang sama yaitu 11,86 Pounsterling, sedangkan Spanyol menawarkan tarif lebih murah untuk sekali jalan yaitu 1,25 Poundsterling, lebih murah dibanding negara lain.
Dengan adanya kenaikan harga tiket kereta api, berarti penumpang yang membeli tiket bulanan membayar ratusan pound lebih untuk tiket musim.
Biaya trasportasi dari Swindon ke London selama setahun dengan menggunakan travel card naik sebesar 455 Pounsterling menjadi sekitar 8.047 Pounsterling, sedangkan dari Bournemouth biaya naik 360 menjadi 6.480 Poundsterling dan dari Ramsgate naik sebesar 300 menjadi 5.264 Poundsterling.
Industri kereta api mengatakan terjadi peningkatan biaya transportasi dengan kenaikan rata-rata 5,9 persen. Sementara harga tiket untuk kereta api bawah tanah serta kereta api London Overground dan kereta api Docklands Light Railway serta bus, meningkat rata-rata 5,6 persen. Sedangkan ongkos untuk tiket kereta api bawah tanah untuk i Zona 1 sampai 2 naik sebesar delapan persen dari 2,50 menjadi 2,70 Poundsterling.
Pemimpin Buruh Inggris Ed Miliband hari ini melontarkan tuduhan politis sengit kepada lawannya Perdana Menteri David Cameron dan Walikota London, Boris Johnson yang mendorong naiknya harga tiket.
"Tekanan pada standar hidup semakin hari semakin ketat dan terus lebih ketat," katanya kepada Evening Standard dan menambahkan, "Orang yang kembali bekerja hari ini setelah libur akhir tahun akan menemukan biaya tiket kereta api, atau Tube dan tarif bus, yang melonjak melebihi inflasi.
Mantan Walikota London, Ken Livingstone bergabung dengan 40 kampanye di luar London Bridge stasiun dan mengatakan kepada Standar: "Harga tiket telah menjadi pajak siluman. Seseorang dengan upah minimum harus mengeluarkan 27 persen dari pendapatan mereka untuk membeli tiket dari rumah mereka."
Namun, juru bicara kantor Walikota mengatakan: "London menawarkan jaringan yang paling komprehensif transportasi umum di dunia, termasuk layanan bis lokal di borough atau semacam kecamatan .
Setiap Walikota berupaya menekan ongkos transportasi di ibukota lebih rendah daripada di tempat lain di negeri ini, begitupun kebijaksanaan untuk perjalanan gratis dan konsesi bagi orang tua, mahasiswa, veteran dan penyandang cacat di London. "
Kenaikan harga tiket transportasi meningkat menjelang pemilihan walikota pada bulan Mei mendatang. Mantan walikota London, Mayor Livingstone mengklaim ia dapat memotong harga tiket kereta api bawah tanah tujuh persen dan harga bus sebesar 11 persen.
Sumber:
Rupiah Rabu Sore Lanjutkan Pelemahan
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu sore melanjutkan pelemahan di tengah volume perdagangan yang masih minim transaksi.
Nilai tukar mata uang rupiah yang ditransaksi antarbank di Jakarta Rabu sore ke posisi Rp9.120 atau turun 10 poin dibanding sebelumnya Rp9.110 per dolar AS.
"Di tengah volume perdagangan yang tipis di pasar uang, mata uang rupiah melanjutkan pelemahan terhadap dolar AS," kata pengamat pasar mata uang Milenium Danatama Sekuritas, Abidin di Jakarta, Rabu.
Meski demikian, lanjut dia, sebagian pelaku pasar uang memperkirakan rupiah akan kembali menguat (rebound) di tengah harapan bahwa dana asing akan masuk ke dalam negeri seiring dengan peringkat ekonomi dalam negeri berada di level "investment grade".
"Saat ini pergerakan pasar masih sangat sepi. Investor memilih untuk `wait and see` seraya menunggu sentimen baru yang dapat mendorong pelaku pasar kembali aktif," kata dia.
Managing Research Indosurya Asset Management, Reza Priyambada menambahkan, rupiah masih melemah sejak awal tahun kemarin masih disebabkan respon negatif pelaku pasar saham terhadap krisis keuangan di Eropa
Apalagi, lanjut dia, transaksi mata uang Euro juga mengalami pelemahan di pasar Asia sehingga Rupiah juga terimbas.
Ia menambahkan, turunnya bursa saham AS di akhir tahun juga mengindikasikan masih khawatirnya investor terhadap potensi krisis yang lebih dalam terjadi di Eropa.
Ia mengatakan, pelaku pasar uang masih dicemaskan oleh "outlook" Eropa pada 2012 yang diperkirakan kesulitan dalam pendanaan perbankan.
"Hal ini yang di respon negatif oleh investor sehingga banyak melakukan aksi jual terhadap Euro dan berimbas pada mata uang Asia termasuk rupiah," ujar dia.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada, Rabu (4/1) tercatat mata uang rupiah bergerak melemah ke posisi Rp9.180 dibanding sebelumnya di posisi Rp9.160.
Sumber:
Langganan:
Postingan (Atom)